Kamis, 27 Agustus 2020

Lukisan Hati

Kau telah melukis di hatiku
Dengan tinta darah yang kau ambil dari nadiku
Kau ukir dengan kelihaianmu
Jadilah lukisan indah yang memikat kalbu

Kini, lukisan itu pudar
Tak ada kata yang kau dengar
Mungkin tinggal rasa yang tercecar
Rasa pedih perih dan hambar

Jangan kau tangisi lagi
Lukisan yang terbingkai rapi
Kau berikan dengan penuh kasih
Tinggalkan dan biarkan diri ini
Memandang sisa lukisan hati

Camar Putih

Burung camar dalam genggaman
Pelukan hangat sambut senyuman
Biarkan lepas camar putih ini
Walau hati menangis karena sepi

Camar putih terbang kesana kemari
Pandanganku terus mengikuti
Camar bertengger di balik semburat pelangi
Seakan tetap merindukan diri ini

Seribu lembaran pesan tergores
Sejuta gambar telah terpoles
Gelembung mimpi melayang tinggi
Terbayang kembali tangkapan camar putih 

Biarlah kedamaian kuberikan
Kurela walau tersiksa keadaan
Sejauh camar putih berangan
Kutetap berikan senyuman

Jangan pernah kau tanyakan
Kemana camar putih sekarang
Kubiarkan dia tenang 
Setenang hati dalam pelukan 







Bayang Beracun


Kala hadir ungkapan semu darimu
Seketika terhenti denyut nadiku
Gemetar jemariku serasa lepas tulang belulangku
Terpejam mata terbayang olehmu
Dada sesak menahan rindu
Air mata menetes basahi pipiku 

Janjimu semanis madu
Rayuanmu bagai racun bercampur susu
Manis terasa hancur seketika
Hati berbunga gugur kering merana

Bayang bayang itu terus menghantuiku
Yah... Bayang kasih diantara debaran yang berduri
Beradu kekuatan naluri tiada henti
Kulepas berlari di bawah mentari
Agar sinar mengganti bayang diri